SELAMAT DATANG

mari berbagi ilmu dan pengetahuan

Kamis, 07 Juli 2011

Masalah yang terkadang menghambat upaya kita dalam mengaktifkan jaringan atau hubungan Kerja

Beberapa masalah yang terkadang menghambat upaya kita dalam mengaktifkan jaringan atau hubungan itu, kira-kira bisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Tanpa tindak lanjut.

Banyak sudah orang yang tahu kita melalui kartu nama yang pernah kita berikan. Banyak sudah kita mengetahui orang lain melalui kartu nama yang kita terima dalam berbagai perjumpaan atau pertemuan. Kartu nama, nomor telepon atau media lain yang seperti itu seolah-olah sudah menjadi tradisi yang secara rutin kita lakukan.

Tetapi, cukupkah kartu nama ini kita jadikan andalan? Meskipun ini penting tetapi prakteknya seringkali mengatakan belum cukup. Peranan
dan fungsi kartu nama bisa dikatakan hanya sebagai syarat pembuka.
Menurut Teori Hubungan (Relationship theory), jaringan kerja itu
akan bekerja kalau kita mengetahui orang yang mengetahui kita. Know
who knows. Maksud mengetahui kita di sini adalah mengetahui apa yang
kita bisa, mengetahui apa yang kita ahli di dalamnya, atau
gampangnya, mengetahui bidang kita.

Dengan kata lain, kalau kita berhenti hanya pada menyebarkan kartu
nama kepada orang lain atau mengumpulkan kartu nama orang lain, maka
sebanyak apapun kartu itu kita luncurkan, sepertinya jaringan kerja
kita belum bisa memberikan manfaat (bekerja) sesuai dengan yang kita
inginkan. Karena itu butuh usaha ekstra untuk membuat orang lain
mengetahui dengan baik tentang apa yang kita tahu secara baik.

Dengan bahasa yang berbeda, Aman Motwane, penulis buku "The power
of wisdom (2002) menyarankan agar kita bisa mengubah status hubungan
dari "connecting to" ke "connecting with". Connecting with adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan intensitas hubungan yang
tidak asal kenal atau asal dikenal melainkan sama-sama mengenal,
sama-sama tahu, atau pendeknya sebuah hubungan yang lebih mendalam.
Pola hubungan seperti inilah yang mestinya perlu kita ciptakan dalam
proses usaha kita dalam mengaktifkan jaringan.

2. Tanpa seleksi

Semua orang yang kita kenal memang penting artinya bagi kita tetapi
ketika ini kita bawa ke pembahasan tentang jaringan kerja yang
bekerja, tentulah harus ada seleksi mana yang penting dan mana yang
belum (bukan Tidak) penting untuk kepentingan kita pada hari ini.
Terkadang orang tertentu akan cocok untuk urusan tertentu dan tidak
cocok untuk urusan yang lain. Karena itulah seleksi tentang orang
dibutuhkan.

Ketika sistem seleksi kita terlalu longgar, biasanya ini kerap
menimbulkan apa yang kita sebut distraksi (virus yang sering
mencabut konsentrasi kita terhadap hal yang penting untuk kita).
Begitu kita sudah terkena virus distraksi ini, banyak hal yang
penting tetapi kita terlantarkan, tidak tertangani oleh kita atau
juga terganggu penanganannya. Sebaliknya banyak hal yang tidak
penting tetapi mendapatkan perhatian yang porsinya besar sekali dari
kita. Yang penting kita abaikan tetapi yang tidak penting kita
perhatikan.

Jadi, maksud kita membuat seleksi tentang orang bukanlah untuk
membeda-bedakan dalam pengertian menghina atau merendahkan
(humiliate others) melainkan untuk kepentingan fokus, berpusat dan
berkiblat hanya pada tujuan yang kita inginkan. Ajaran Tao
berpesan, ketika kita sudah sanggup berpusat (centered), maka yang
muncul dari diri kita adalah keteraturan (order), sedikit hal yang
kita kerjakan tetapi banyak hal yang kita dapatkan (berkualitas),
atau bekerja dengan kecerdasan (smart work).

3. Tanpa peningkatan

Mungkin tidak sedikit dari kita yang mengenal (tahu) para pembesar
perusahaan, mengenal pejabat papan atas dari kalangan militer, tokoh
masyarakat atau partai politik dan lain-lain. Usaha kita untuk
menambah jumlah orang yang kita kenal atau menambah jumlah orang
yang mengenal kita secara umum bisa dikatakan baik dan bagus. Tetapi
ketika ini kita bawa ke urusan jaringan dan hubungan kerja yang
bekerja (aktif), seringkali prakteknya mengatakan masih belum cukup

Pasalnya, pada tingkat praktek yang spesifik, aktifnya hubungan
kerjasama kita dengan pihak lain juga tidak bisa dilepaskan dari
keberhasilan kita dalam menilai, menggunakan dan membuktikan
kemampuan, keahlian dan kapasitas kita. Meskipun yang kita kenal
adalah kalangan pembesar yang menawarkan peluang-peluang besar
tetapi kalau kemampuan dan keahlian kita tidak pernah kita perbesar,
ya kemungkinan besar tak banyak hal besar yang bisa kita tangani.

Karena itu, seiring dengan jumlah orang yang kita kenal, kita pun
perlu meningkatkan / menambah jumlah dan bobot kapasitas kita
(menaikkan ukuran). Bertambahnya orang yang kita kenal tanpa
diiringi dengan usaha kita dalam menambah / menaikkan kapasitas kita
justru kerapkali malah menjadi masalah yang menghambat aktifnya
hubungan kerjasama kita. Menurut petunjuk Hukum Asosiasi yang
bekerja di dunia ini, biasanya kita akan mengenal orang yang lebih
bagus kalau kita lebih dulu memperbagus diri kita. Biasanya, kita
akan mengenal orang yang lebih atas di bidang kita kalau kita
berusaha lebih dulu menaikkan kapasitas kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar